Senin, 10 Desember 2012

Perabotan Import? Bahannya apa?

source: Cipta Perabot

Di tengah zaman globalisasi seperti ini maka jika kita mendengar berbagai barang import masuk ke Indonesia bukanlah sebuah hal yang aneh lagi. Dengan berkembangnya teknologi dan transportasi, perdagangan global menjadi kian mudah.

Saat ini perabotan import sedang menjadi primadona di dunia mebel. Berbagai hal yang menjadikannya unggul adalah harganya yang cukup pantas dengan kualitasnya. Meski pun jika di bandingkan dengan berbagai perabotan lokal, harga perabotan import lebih mahal dari perabotan lokal, namun jika di bandingkan dengan berbagai keunggulan seperti finishing yang lebih rapi, bahan yang lebih solid dan kekuatannya maka dari segi ekonomis tentu [erabotan import lebih menguntungkan.


Lalu bagaimana dengan bahan dasarnya? Setiap pembeli pasti akan bertanya, "dari kayu apa ini?"
perabotan import umumnya menggunakan MDF.
MDF atau Medium Density Fibreboard adalah material kayu olahan yang kerap menjadi pilihan para disain interior untu pembuatan furniture, karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu

  1. Permukaannya sangat halus, sehingga MDF cocok sebagai bahan dasar pembuatan panel pintu, meja, dll 
  2. Ikatan antar materialnya sangat kuat dan solid, sehingga MDF cocok sebagai bahan dasar moulding/ profil. 
  3. MDF memiliki daya serap suara yang sangat baik, sehingga MDF cocok sebagai bahan dasar produk sound system.
MDF terbuat dari kumpulan kayu berdiameter kecil yang diproses menjadi bubur kertas dan kemudian diberi campuran wax dan lem, kemudian. Tahap selanjutnya adalah memberi tekanan dan panas tertentu untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan.

Permukaan MDF bagian atas dan bawah dibedakan berdasarkan kekilapannya, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada saat proses produksi. Ukuran standar MDF sama dengan ukuran material kayu olahan lainnya (seperti plywood, teakblok, multiplek, dll) yaitu 1220 x 2440 mm, dengan ketebalan meliputi 3 hingga 25mm (4, 6, 9, 12, 15, 18 & 25 mm)

Sebagai kayu olahan, MDF memiliki beberapa kelemahan:
  • Air mudah meresap pada sisi tebal/ yang tidak berkilap/ bagian bawah
  • Sekrup kurang kuat/ optimal pada sisi tebal (disarankan menggunakan baut/ paku khusus jika menggunakan MDF)
  • Lem putih tidak bekerja secara efektif pada permukaan
  • Tidak mengikat paku sekuat kayu solid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar